Gemajustisia.com
- Universitas Andalas sebagai salah satu institusi penyelenggara pendidikan
tinggi, memiliki beban target kontrak kinerja yang ditugasi oleh pemerintah.
Rektor bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyetujui
sebuah kontrak yang terdiri atas delapan variabel Indikator Kinerja Utama
(IKU). Dari
delapan indikator tersebut, ada dua yang berhubungan langsung dengan mahasiswa
dan lulusan. Persentase lulusan yang berhasil mendapatkan pekerjaan,
melanjutkan studi, atau menjadi wiraswasta (IKU 1). Dan persentase lulusan yang
menghabiskan paling tidak 20 SKS di luar kampus atau meraih prestasi paling
rendah tingkat nasional (IKU 2). Dalam
laporan kinerja Universitas Andalas per September 2021, dua indikator diatas
belum memenuhi target capaian. IKU 1 baru memenuhi 62,7% dari 80% yang
ditargetkan. Sedangkan IKU 2 hanya mampu mencapai 0,37% dari 30% target yang
ditetapkan. Untuk
hal itu, bersamaan dengan adanya program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
(MBKM), Unand pada tahun ini turut melaksanakan MBKM terintegrasi KKN. MBKM
terintegrasi KKN sendiri adalah program MBKM yang terdiri dari empat jenis
pengabdian yang bisa diikuti mahasiswa. Diantaranya
adalah MBKM membangun desa, penanggulangan bencana, proyek kemanusiaan, dan
asisten mengajar. Selain MBKM yang dapat di atas yang dapat menggantikan beban
SKS KKN mahasiswa, juga ada pilihan MBKM lainnya. Mahasiswa
dapat mengikuti program MBKM seperti magang besertifikat, studi proyek
independen, kegiatan wirausaha, bahkan pertukaran mahasiswa ke universitas di
luar Unand. Nantinya,
mahasiswa akan mendapatkan kompensasi sebanyak 20 SKS dari kegiatan yang mereka
habiskan di luar kampus. Selain itu, mahasiswa juga akan diberi uang saku
sebanyak Rp. 500.000,00 oleh kampus. Unand
sendiri melalui UPT MBKM telah melakukan sosialisi program ini ke tiap-tiap
Fakultas. Namun, khusus untuk MBKM terintegrasi KKN, masih belum banyak
mahasiswa yang mengikuti program tersebut. Dari pantauan terakhir, tercatat
baru 102 orang yang mendaftar (07/07). Pendaftar
terbanyak berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebanyak
27 mahasiswa. Fakultas Ilmu Budaya (FIB) menduduki peringkat ke dua dengan 26
orang mahasiswa. Sedangkan
yang paling sedikit berasal dari Fakultas Peternakan, sejauh ini baru ada 1
mahasiswa. Ada beberapa Fakultas yang belum atau tidak dilakukan sosialisasi.
Salah satunya Fakultas Teknologi Informasi. Wakil
Rektor I Unand, Mansyurdin, mendorong mahasiswa untuk tidak hanya sekadar
mengikuti KKN regurler saja. Namun, juga ambil andil dalam MBKM Terintegrasi.
Mansyurdin mengatakan, saat ini respon masyarakat sudah agak berkurang dengan
KKN. "Apa yang dilakukan (dihasilkan -red) saat KKN?" Tutur
Mansyurdin. Pria
yang juga mantan Dekan FMIPA itu melihat mahasiswa kurang mendapatkan
experiential learning kalau hanya belajar di kampus dan KKN 40 hari. Sejalan
dengan WR I, Ketua UPT KKN, Tesri Maideliza, juga melihat MBKM terintegrasi KKN
ini jadi momentum untuk mahasiswa. Tesri mengatakan banyak hal yang bisa
didapat mahasiswa melalui MBKM. Selain konversi 20 SKS, pengalaman di lapangan
turut menambah pengetahuan baru, suasana, dan teman baru untuk mahasiswa.
Dengan output yang hasilnya benar-benar dapat dirasakan. Terkait
belum banyaknya mahasiswa yang mengikuti program ini, Tesri mengatakan hal
tersebut karena keraguan calon peserta. "Yang menjadi masalah adalah belum
paham saja," ucap Tesri. Sehingga terkesan program ini belum jelas dan
menimbulkan keraguan. Seperti
contoh dalam pengkonversian nilai. Ketua UPT MBKM itu mengatakan hal ini
sebenarnya adalah wewenang jurusan. Bagaimana nanti jurusan yang akan memberi
assesmen terhadap kerja mahasiswa dilapangan. Tapi dia mengatakan pihaknya akan
membantu sepenuhnya dalam pengkonversian nilai tersebut.
Reporter:
Dharma Harisa
0 Comments