Gemajustisia.com - “Saya
merasa gamang, saya sangat gamang apakah sisa sisa umur saya ini bisa mendapat
pujian-pujian lagi dari para kolega maupun dari mahasiswa seperti sekarang. Saya
selalu menekankan untuk selalu meluruskan niat, karena hal ini selalu diganggu
oleh kepentingan duniawi. Dunia akan semakin hebat godaannya dan bahkan proses
kompetensi kadang kadang tidak feer. Kita harus mengarungi dunia dengan
sifat sabar dan syukur. Saya berharap kita semua, baik itu kolega maupun rekan
mahasiswa atau pun bagi alumni agar bisa lebih dari saya”. Pernyataan itu
disampaikan Pak Ilhamdi Taufik dalam webinar yang bertajuk Guru Kami: Pak
ilhamdi Taufik Sekali Lagi, Jum`at (19/11/2021). Webinar
tersebut diadakan dalam rangka masa purna tugas Pak Ilhamdi. Kegiatan ini turut
dihadiri oleh kolega, sahabat, alumni dan murid-murid yang pernah belajar
dengan bapak Ilhamdi. Diantara yang hadir sudah menjadi tokoh penting di negeri
ini. Saldi Isra (Hakim Mahkamah Konstitusi), Yuliandri (Rektor Universitas
Andalas), Denny Azzani B Latie (Advokat), Feri Amsari (Direktur PUSaKo),
Charles Simabura (Dose HTN Unand), Risfa Neltasia (Notaris/mantan PU Gema Justisia),
Era Purnamas Sari (Eks Direktur LBH Padang), Donal Fariz (Eks ICW) dan masih banyak
lagi. Prolog
awal dibuka oleh Charles Simabura yang menceritakan sebuah kisah saat Ia masih
seorang mahasiswa dan ditegur oleh Pak Ilhamdi. “Beliau
pernah datang pada suatu hari di gedung pancasila, sedangkan kami pada waktu
itu duduk bersila di kampus pancasila, lalu beliau berkata, jangan duduk
dilantai itu, seperti penggelas lansat (duku) kalian, sebagai calon lawyer
carilah kursi dan meja jika hendak berdiskusi. Kemudian
beliau dalam mengenal mahasiswa di perkuliahan terus ditanya, dimana kampung
kamu, jika mahasiswa tersebut menjawab nya, beliau berkata lagi jauh sekali
kampung kamu. Sebagai calon lawyer kamu harus menguasai teritorial, jangan
sampai hanya rancak di labuah, setiap gagasan kamu harus diukur jangan
sampai mengawang awang di sidratul muntaha”, tutur Charles. Charles
juga bercerita bahwa Pak Ilhamdi selalu mencari background personal mahasiswa, Pak
Ilhamdi juga sering mengasih uang kepada mahasiswanya untuk menambah jajan
mereka. Charles mengatakan, “keberhasilan orang tua atau guru ketika anak atau
mahasiswa yang didiknya mampu melebihi beliau (Pak Ilhamdi)”. Rektor
Universitas Andalas, Yuliandri, turut menyampaikan testimoni dan pengalamannya
terhadap beliau. “Pak
Ilhamdi Taufik termasuk dosen yang punya talenta sendiri yang berbeda dengan
dosen lainnya. beliau banyak berkiprah diluar sebagai dosen seperti sebagai
pengacara. Secara personal beliau kalau mengenal nama orang ataupun mahasiswa,
nama tersebut melekat terus di pikiran beliau. Selain itu silsilah nya bisa
terungkap oleh beliau. Tak hanya itu, Pak Ilhamdi Taufik selalu mendapat suatu
informasi terupdate (A1), dan juga sebagai tempat mengadu dan terakhir
yang paling berkesan bagi saya, beliau selalu punya catatan khusus”, jelas
beliau mengingat kiprah Pak Ilhamdi. Tak
hanya rektor Universitas Andalas yang menyampaikan pesan dan kesan tehadap
Ilhamdi Taufik, Werry Darta Taifur yang juga sahabat Ilhamdi Taufik ikut
menyampaikan pengalamannya selama menjadi dosen dengan Ilhamdi Taufik. “Beliau
punya wawasan dan tidak asal bicara, setiap beliau berbicara punya landasan,
kemudian ketika suatu hari kami di pengadilan, saya melihat sikap beliau di
pengadilan sangat tenang, beliau kalau dalam menyelesaikan kasus di pengadilan
mempunyai langkah-langkah yang sudah dipikirkan atau kami menyebutnya
pertahanan berlapis” tutur Werry yang juga mantan Rektor Unand ini. Werry
juga membeberkan pengalamannya bersama Ilhamdi Taufik. Ketika mereka ke Bareskrim Polri dalam
menghadapi persoalan, Ilhamdi menurut Werry, selalu bedoa dan tidak pernah lupa
sholat dalam mengahadapi persoalan tersebut. “karena tidak ada yang dapat
menghalangi kita selain Tuhan, kalau kita benar, tidak boleh mundur”, tegas
Werry. Tak
kalah menarik, Deny Azany B Latief seorang Advokat yang sekarang berdomisili Di
Jakarta juga menyampiakan kesan dan pesan nya dalam kegiatan tersebut, “Pak
Ilhamdi ini bukan hanya sebagai dosen tetapi juga sudah menjadi sahabat saya. Ketika
saya kuliah dulu, cara beliau mengajarkan mahasiswanya bak mengajarkan peserta
didik seperti di kelas-kelas nya Havard. Ini sangat luar biasa. Beliau seperti
perpustakaan berjalan bagi alumni. Pasionnya sebagai lawyer sangat luar biasa.
Disepanjang perjalanan ketika kami pulang dari suatu daerah bukan hanya guyonan
yang beliau sampaikan, tetapi beliau bisa dengan fasihnya menceritakan kisah
kisah nabi dan sahabat sahabat rasul. Saya juga salut ketika beliau menantang
muridnya untuk lebih lagi dalam belajar”, ungkap Deny bernostalgia mengingat
pengalamannya bersama Pak Ilhamdi. Mantan
Direktur LBH Padang Era Sari juga menyampaikan beberapa hal penting yang dia
dapat ketika kuliah di Fakultas Hukum bersama Ilhamdi taufik. “Ketika
saya kuliah dan masuk organisasi, protes dan protes yang kami adakan tersebut
mendapat tekanan dari pihak Fakultas maupun mahasiswa, pak Ilhamdi Taufik
mengajari saya dalam menghadapi tekanan, beliau berkata kepada saya pada saat
itu, kamu tau kan dalam mengahadap orang tua, nggak usah dilawan harus diam
saja”. Era
juga menjelaskan bahwa ketika dirinya hampir tamat, dia pernah ikut lomba debat
dan Pak Ilhamdi taufik menanamkan kepada dia dan teman-temannya yang ikut lomba
debat dengan berkata, “nggak
perlu salam-salaman, tegakkan kepala busungkan dada”, ungkap Era dalam
penyampaian kesan dan pesannya. Beranjak
dari Era, Edra Satmaidi juga memberikan testimoninya. “Dalam
kelas bersama Pak Ilhamdi, saya pernah berdiri didepan kelas ketika belajar
sama beliau, perkataan beliau yang selalu saya ingat adalah bahwa hanya 2
profesi yang dapat megubah hitam menjadi putih: satu profesi hukum dan
selanjutnya tukang cat”. kata Edra sambil tertawa. Menurut
Edra, bapak Ilhamdi Taufik selalu percaya diri dengan ilmu yang beliau miliki.
sebagai pembina LAM PK pada saat Edra kuliah, Pak Ilhamdi pernah bilang bahwa
LAM PK bukan organisasi gerombolan. Dan beliau ketika diajak diskusi selalu mau
ikut dan selalu mau menyempatkan waktu. Hal
yang paling diingat Edra adalah, “kita jangan imperior. Artinya jangan
takut dengan lawan yang kita hadapi. Mudah-mudahan teman-teman yang berprofesi
sebagai dosen bisa mengikuti jejak pak ilhamdi taufik”, ucap Edra. Mantan
Presiden BEM Yance Arizona juga diminta untuk memberikan kesan dan pesan juga
dan berkata, “Beliau
bapak Ilhamdi Taufik sangat pandai dalam menenangkan situasi. Cara beliau
mengajar dapat membuat perhatian mahasiswa tertuju hanya ke pak Ilhamdi Taufik
saja. Pak Ilhamdi kalau menyelesaikan masalah, kalau orangnya lagi emosi, bisa
menenangkannya terlebih dahulu baru dikasih nasehat-nasehat. Beliau mengajarkan
kita sebagai dosen untuk tidak hanya mentransfer ilmu tapi usahakan untuk
menyediakan waktu agak 10 menit untuk memberikan tausiah spritual”, jelas Yance. Risfa
Neltasia, yang juga mantan Pemimpin umum Gema Justitia ikut membeberkan
pengalamannya. “Ada
materi yang saya ingat dari pak ilhamdi, kalau mahasiswa sarjana hukum itu
berbeda degan mahasiswa dengan fakultas lain. Kalau mahasiswa fakultas
kedokteran gigi mencari rezeki di mulut orang lain sedangkan kita mencari
rezeki berasal dari mulut kita sendiri”. Risfa
juga mengingat kembali ketika dirinya dan teman teman Gema pernah membuat
buletin yang viral. Buletin itu harus membuat dirinya dan teman teman Gema
lainnya harus minta maaf akibat terbitnya buletin tersebut. Kemudian di lain
acara Risfa juga pernah mengundang bapak Ilhamdi untuk membedah buletin
editorial, walaupun dalam kegiatan tersebut tidak banyak yang datang tetapi pak
ilhamdi tetap mengambil mikrofon untuk melanjutkan acara tersebut. Kehadiran
pak Ilhamdi bagi Risfa tetap teringat dipikiran Risfa samapi sekarang. Donal
Fariz sebagai mantan ICW juga tidak mau kalah, Donal mengatakan bahwa, “Pak
Ilhamdi Taufik, selalu mengajak kita tidak hanya belajar tentang isu hukum yang
hanya bersifat kontekstual tetapi juga harus belajar isu-isu hukum yang
berkembang di masyarakat. Pemahaman teritori dan pertahanan berlapis yang
diajarkan oleh bapak ilhamdi sangat berguna bagi kami dalam kehidupan sekarang
sesuai profesi yang kami jalani. Pak ilhamdi selalu memberikan bobot tersendiri
untuk masukan-masukan kepada mahasiswanya, serta sudah menjadi keluarga bagi
saya” jelas Donal. Terakhir
Feri Amsari sebagai Direktur PUSaKo juga menyampikan kesannya kepada Pak
Ilhamdi Taufik. “Pak
Ilhamdi membuat hal yang serius bisa jadi tawa. Khas pak Ilhamdi itu terasa
dari cara bertutur. Kita tidak mau berhenti untuk mengingat pak Ilhamdi Taufik.
Sudah menjadi kewajiban kami untuk menjadi murid pak Ilhamdi Taufik. Ada suatu
cerita semasa kuliah yang masih saya ingat sampai saat sekarang bahkan terbawa
mimpi. Kami memiliki satu anggota kelas yang baru, dia memakai kalung saat belajar
ketika kuliah HTN, kemudian dalam proses belajar kami sempat terhenti karena
pak ilhamdi berkata: ‘tetangga anda mencari anda’. Perkataan tersebut diulang
selama 3 kali oleh pak Ilhamdi. Kemudian pak ilhamdi mengatakan bahwa ‘kalung
anjingnya hilang’. Perkataan tersebut membuat wajah anak tersebut menjadi merah
karena hanya dirinya sendiri yang memakai kalung. Kemudian dia tidak pernah
masuk masuk lagi di kuliah selanjutnya”, ungkap Feri di penghujung testimoni
itu akan berakhir. Webinar
diakhiri dengan pembacaan Puisi dari M.Ikhsan Alia untuk mengenang jasa bapak
Ilhamdi Taufik dan penyerahan kenang-kenangan berupa foto karikatur dari
PUSaKO FAkultas HUkum Universitas Andalas.
Penulis:
Wilyan Gusthof
0 Comments