Gemajustisia.com-Dua mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas (FHUA) yaitu Basthotan Milka dan M. Adib Zachwan telah mengumumkan pencalonan mereka sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FHUA nomor urut 2, yang diusung oleh Kelompok Aspirasi Mahasiswa Restorasi Kampus (KAM Rekam). Pencalonan dilakukan dalam upaya untuk merevitalisasi peran dan fungsi BEM secara progresif dan revolusioner demi kebermanfaatan almamater dan Indonesia yang juga merupakan visi dari pasangan calon (paslon) ini. Sebelum bergabung dengan KAM Rekam, Basthotan merupakan salah satu calon presiden BEM yang akan diusung oleh partai KAM Somasi. Namun dengan dirangkulnya Basthotan ke KAM Rekam yang dirasanya memiliki satu pemikiran dan visi misi yang sama, maka Basthotan melakukan manuver politik yaitu perpindahan ke KAM Rekam. Selain alasan tersebut, Basthotan menyebutkan bahwa adanya ketidaksesuaian nilai dan prinsip yang ia yakini selama di KAM Somasi. Basthotan yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri BEM FHUA kabinet Adhikarya Swastamita menjelaskan, motivasi dan alasan di balik keputusannya untuk mencalonkan diri. “Saya memilih untuk berjuang karena dua alasan utama. Pertama, melanjutkan perjuangan saya di BEM. Saya merasa amanah ini dan perjuangan ini jangan ada titiknya, tapi harus saya lanjutkan di periode selanjutnya, karena tidak dapat dipungkiri BEM belum sesempurna itu, untuk itu saya melanjutkan untuk melengkapi puzzle ketidaksempurnaan itu. Kedua, saya memilih untuk berjuang karena ada kesamaan gagasan, orientasi, dan keresahan yang sama dengan KAM Rekam,” ujarnya. Selain Basthotan, Adib juga turut menyampaikan alasannya berjuang dalam kontestasi politik tahun ini adalah adanya kekhawatiran mengenai nilai politik bagi-bagi kue. “Saya juga ingin menekankan bahwa saya berjuang dalam kontestasi politik ini untuk menunjukkan bahwa BEM NM FHUA tidak hanya berfokus pada politik bagi-bagi kue. Saya percaya bahwa BEM harus berfokus pada pergerakan dan pelayanan, serta memimpin dengan nilai-nilai yang sesuai dengan visi KAM Rekam," ujarnya. KAM Rekam sebagai partai yang mengusung paslon nomor urut 2 ini memiliki tujuan untuk memulihkan iklim demokrasi kampus dengan memperluas kontestasi pemilihan. Mereka juga berkomitmen untuk menuntaskan isu-isu strategis di lingkungan kampus, seperti birokrasi, kekerasan seksual, kesehatan mental, pendanaan ormawa, dan kendala dalam pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Untuk menjawab keresahan yang mereka dan mahasiswa alami, pasangan calon nomor urut 2 mengusung visi dan misi yaitu : Visi : “Merevitalisasi peran dan fungsi BEM NM FHUA secara progresif dan revolusioner demi kebermanfaatan bagi Almamater dan Indonesia. “ Misi : Memperjuangkan pergerakan untuk menuntaskan cita-cita reformasi politik, hukum,dan birokrasi secara kolektif serta pengabdian kepada masyarakat dengan merespon dan mengawal isu sosial-politik melalui adanya formulasi pembaharuan yang berpihak kepada rakyat. Mengoptimalisasikan gerak langkah advokasi atas kendala dan keresahan serta pelayanan prima terhadap hak-hak mahasiswa. Mengintervensikan nilai-nilai afektif oleh BEM NM FHUA dan melebur kepada seluruh civitas akademika untuk saling besar-membesarkan guna tumbuh dan bermakna bersama-sama. Memulihkan kualitas demokrasi dan merekonsiliasi beragam elemen ormawa internal NM FHUA (UKMF,HIMA,dan Lembaga) demi terciptanya iklim keorganisasian yang harmonis. Mengimplementasikan BEM NM FHUA sebagai ruang berproses yang inklusif untuk semua (tanpa memprioritaskan pandangan terhadap latar belakang) dengan menerapkan sistem meritokrasi. Mengolaborasikan unsur intra dan ekstra kampus dalam mewujudkan langkah yang masif dan berdampak. mendukung penuh upaya eskalasi pengembangan potensi sumber daya mahasiswa. Menstimulasi iklim organisasi BEM NM FHUA yang menghidupkan budaya apresiatif dan suportif dalam rangka menjaga semangat juang. Alasan pasangan calon nomor urut 2 diksi merevitalisasi secara penafsiran atau makna, revitalisasi artinya menghidupkan kembali atau menggiatkan kembali. “Mungkin ini sedikit gamblang saya mengatakan bahwa BEM sering di stigma oleh teman-teman fakultas, BEM hanya sebagai badan event mahasiswa. Padahal seharusnya hakikat dari BEM sebagai badan eksekutif didominasi oleh pergerakan, pelayanan, pengembangan dan pengabdiannya,” ujar basthotan. Dalam kontestasi politik ini, pasangan calon ini ingin membuktikan kepada publik bagaimana diri mereka, agar publik bisa mempertimbangan siapa yang pantas melanjutkan estafet kepemimpinan kedepannya. Selanjutnya, Basthotan turut menyampaikan bahwa mereka tidak melanjutkan dan merombak seratus persen. Ada beberapa hal yang akan mereka lanjutkan dan ada beberapa yang diubah. Salah satu yang akan dilanjutkan adalah pergerakan. “Kami ingin membuat NM lebih menjadi sebenarnya-benarnya negara. Ada eksekutif (BEM), legislatif (DLM), dan kami ingin membuat yudikatif yang dinamakan Mahkamah Mahasiswa. Ditahun ini kami ingin mewujudkan itu,” ujar mahasiswa FHUA angkatan 21 tersebut. Sebagai penutup paslon urut 2 ini juga telah melakukan persiapan menuju pemilihan dengan semaksimal mungkin serta strategi untuk melakukan politik bersih, adil dan jujur karena dalam konsep ketatanegaraan Indonesia pun pemilu harus dilakukan dengan asas luber jurdil. Mereka menjelaskan tidak akan melakukan hal tidak sesuai norma hukum di lingkungan FH. “Kami KAM Rekam tidak hanya bicara tentang pemenangan pemilu, tapi terus berjuang membawa keresahan bersama dan memperjuangkan itu agar menjadi jawaban yang baik bagi kita semua baik dari sekarang dari proses pemilu ataupun setelah selesai pesta demokrasi. Berpolitik riang gembira tapi tidak bermain-main soal nilai dan gagasan,” tutupnya. Reporter : Winada Andika dan Annisa Fitri Zalvia Editor : Susan Ellis
0 Comments